Pembahasan Detail Tentang Mashdar | Shorof Praktis

MASHDAR 

Assalamu'alaikum wr. wb.
Apa kabar para pembaca yang budiman?, Saya doakan semoga senantiasa berada dalam naungan Rahmat dan maghfirah-Nya
Yang tak kalah penting dalam ilmu shorof adalah mengetahui mashdar. Sebab mashdar ini kadang membingungkan. Berikut penjelasannya secara praktis...

Mashdar,-  berdasarkan bisa atau tidaknya disamakan dengan pola, ada dua jenis:
1. Mashdar qiyasi, mashdar yang sesuai dengan pola standar (wazan) seperti yang terdapat pada babnya dalam tashrifan wazan-wazan fiil
2. Mashdar sama’iy, mashdar yang tidak sesuai pola, tapi berdasarkan penggunaanya oleh orang Arab (yang punya bahasa). Untuk mashdar ini kita mesti menghafalnya, karena tidak bisa disamakan dengan polanya itu sendiri. Namun untuk belajar, bukan merupakan kesalahan fatal, boleh-boleh saja. Adapun jika kita ingin tahu kebenarannya, kita bisa merujuk pada kamus

Ibnu Malik dalam al-Fiyyah membagi beberapa jenis mashdar qiyasi (semoga ini bisa membantu dan menambah wawasan). Beliau membaginya menjadi:
1. Mashdar dengan pola فَعْلاً sering digunakan oleh fi’il muta’addi baik fi’il madlinya berwazan فَعَلَ ataupun فَعِلَ. Seperti: نَصَرَ يَنْصُرُ نَصْرًا (menolong) atau فَهِمَ يَفْهَمُ فَهْمًا (memahami)
2. Mashdar dengan pola فُعُوْلاً sering digunakan oleh fi’il lazim yang fi’il madlinya berwazan فَعَلَ. Seperti: قَعَدَ يَقْعُدُ قُعُوْدً (duduk) atau جَلَسَ يَجْلِسُ جُلُوْسًا (duduk)
Kecuali jika fiil itu bermakna:
Bermakna penolakan. Mashdar qiyasinya berpola فِعَالًا. Seperti: اَبَى يَأْبَى إِبَاءً (tidak mau/engan)
Bermakna bolak-balik. Mashdar qiyasinya berpola فَعَلَانًا. Seperti: جَالَ يَجُوْلُ جَوَلاَنًا (berkeliling)
Menunjukkan pada penyakit. Mashdar qiyasinya berpola فُعَالًا. Seperti: سَعَلَ يَسْعَلُ سُعَالاً (batuk)
Menunjukkan pada suara. Mashdar qiyasinya berpola فُعَالاً atau فَعِيْلاً. Seperti: نَعَبَ يَنْعَبُ نُعَابًا/نَعِيْبًا (suara gagak)
Mengandung makna berjalan. Mashdar qiyasinya berpola فَعِيْلاً. Seperti: رَحَلَ يَرْحَلُ رَحِيْلاً (berjalan)
3. Mashdar dengan pola فَعَلاً sering digunakan oleh fiil lazim yang fiil madlinya berwazan فَعِلَ. Seperti: فَرِحَ يَفْرَحُ فَرَحًا (bahagia)
4. Mashdar dengan pola فُعُوْلَةً / فَعَالَةً sering digunakan oleh fiil berwazan فَعُلَ fiil madlinya. Seperti: جَزُلَ يَجْزُلُ جَزَالَةً (kurus) dan سَهُلَ يَسْهُلُ سُهُوْلَةً (mudah)
Selain yang disebutkan, maka mashdarnya dihukumi dengan mashdar sama’iy seperti:
سَخِظَ يَسْخَطُ سُخْطًا
عَلِمَ يَعْلَمُ عِلْمًا
رَضِيَ يَرْضَى رِضًا
Adapun mashdar bagi selain fi’il tsulatsiy mujarrod (baik tsulatsiy maziid fiih ataupun ruba’iy) adalah bersifat qiyasiy (dapat diqiyaskan dengan wazan/polanya)
Selain itu, mashdar berdasarkan fungsinya, ada 3:
1. Mashdar taukid. Mashdar yang digunakan untuk memperkuat kata kerjanya. Seperti: ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا ضَرْبًا (Zaed benar-benar memukul Amr). Pembahasan tentang mashdar di atas, adalah tentang mashdar jenis ini.
2. Mashdar mimiy. Fungsinya sama dengan mashdar taukid, hanya beda bentuknya. Mashdar mimiy berarti mashdar yang diawali dengan huruf mim (berharkat fathah jika fiil madlinya tiga huruf dan berharkat dlommah jika lebih dari tiga huruf) yang menempati tempat huruf ke-mudlari-an dan ‘ain fiilnya difarhahkan. Contoh: مَنْصَرًا dan مُسْتَغْفَرًا
3. Mashdar marroh. Mashdar yang menunjukkan berapa kali perkejaan itu dilakukan. Caranya:
- dalam tsulatsi mujarrod, dimasukkan pada pola فَعْلَةً. Seperti: ضَرْبًا menjadi ضَرْبَةً. Contoh penggunaannya dalam kalimat:
ضَرَبْتُ كَلْبًا ضَرْبَةً
Saya memukul anjing dengan satu kali pukulan
- selain tsulatsi mujarrod, dengan cara menambahkan ta marbuthah (ة) di akhir mashdarnya. Seperti: إِكْرَامًا menjadi إِكْرَامَةً.
Sedangkan jika mashdarnya itu sendiri sudah memakai ta’, seperti تَزْكِيَّةً, untuk membentuknya adalah dengan memberikan sifat pada mashdar itu. Contoh:
زَكَّيْتُهُ تَزْكِيَّةً وَاحِدَةً
4. Mashdar haiat/nao’. Mashdar yang menunjukkan macam/keadaan suatu pekerjaan dilakukan. Caranya:
- dalam tsulatsi mujarrod, dimasukkan pada pola فِعْلَةً lalu digabungkan dengan kata lain (idlofat). Contoh: 
ضَرَبْتُهُ ضَرْبَةَ مِيْكِ تِيْصَانَ
Saya memukulnya seperti pukulan Mike Tyson
* entah bener apa tidak nulis Mike Tyson dalam bahasa arabnya seperti itu,,hehe
- dalam selain tsulatsi mujarrod, sama saja dengan mashdar taukidnya. Hanya tinggal manggabungkannya (idlofat) dengan kata lain, atau disifati dengan suatu sifat yang tidak menunjukkan bilangan, atau dijadikan mudlaf ilaih dari suatu sifat.
Contoh yang di-idlofat-kan pada kata lain:
اِجْتَهَدْتُ اِجْتِهَادَ الْمُجْتَهِدِيْنَ
Aku bersungguh-sungguh layaknya kesungguhan orang-orang yang sungguh-sungguh
Contoh yang disifati bukan dengan kata yang menunjukka bilangan:
تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ تَعَلُّمًا جَيِّدًا
Aku mempelajari ilmu sebaik-baiknya (belajar)
Contoh yang menjadi mudlaf ilaih:
أَدَّبَ الْوَالِدً وَلَدَهُ أَحْسَنَ التَّأْدِيْبِ
Seorang ayah mendidik anaknya dengan sebaik-baik pendidikan
Demikian pembahasan tentang mashdar. Semoga bermanfaat untuk menambah wawasan kita semua. Mohon maaf atas kekurangannya
Terima kasih atas kunjungan Anda
Wassalamu’alaikum wr. wb.

2 komentar

terimakasih...saya merasa sangat terbantu dengan materi-materi dari blog ini. usul saya bagaimana kalau dibuatkan sekalian versi video biar semakin lebih menarik? terimakasih.

Alhamdu lillaah, terima kasih sarannya ya teh...