Bina Mahmuz | Cara Paling Jitu | Shorof Praktis

KUPAS TUNTAS BINA MAHMUZ

Assalamu'alaikum wr. wb.
Puji bagi Allah, penguasa jagat raya. Sholawat-salam untuk Nabi tercinta
Sebelum saya menulis artikel ini, ada beberapa pertanyaan tentang bina mahmuz, antara lain:
Apa sih mahmuz itu? kenapa fiil yang berhamzah terkadang hamzahnya hilang? apa cara paling jitu memahaminya? dan jenis-jenis bina mahmuz itu apa saja?
Jika pembaca mengalami hal yang sama, semoga shorof praktis: 'kupas tuntas bina mahmuz' ini bisa menjadi jawabannya
Bina Mahmuz | Cara Paling Jitu
Bina Mahmuz,- Pengertiannya adalah fi'il yang huruf penyusunnya terdafat hamzah. Baik itu fa fi'il, 'ain fi'il atau lam fi'il. Tahukah Anda cara jitu untuk menguasainya?
Pada postingan kali ini, kita akan membahasnya satu-persatu sesuai yang ada pada kitab al-kailaniy.
Tapi sebelum kita mulai, ada yang harus diketahui bahwa pada prinsipnya, cara men-tashrif bina mahmuz tidak beda seperti fi'il-fi'il shohih lainnya (karena memang hamzah adalah huruf shohih). Hanya saja terkadang hamzah ini diperlakukan seperti huruf 'illat dalam beberapa kondisi. Alasannya karena hamzah adalah huruf yang berasal dari pangkal tenggorokan yang mana lisan orang Arab merasa berat mengucapkannya apalagi jika hamzah yang berharkat bertemu hamzah lagi yang sukun (kalau lisan orang Indonesia, tampaknya biasa-biasa saja deh, hehe).
Oke sobat, sekarang kita bahas saja tentang fi'il-fi'il bina mahmuz ini. Saya bagi menjadi 2 kategori saja (mudah-mudahan lebih mudah)

1. Bina mahmuz pada fi'il yang shohih

a. Hamzah wajib dirubah ketika terdapat hamzah qotho' yang berharkat bertemu dengan hamzah sukun setelahnya. Caranya adalah hamzah sukun itu dirubah menjadi huruf yang sesuai dengan harkat hamzah sebelumnya. Maksudnya, jika sebelumnya berharkat fathah, maka hamzah sukun diubah menjadi alif, jika dlommah maka diubah menjadi wawu dan jika kasrah maka hamzah berubah menjadi ya. Seperti: آمَن. Asalnya أَأْمَنَ. Lalu hamzah kedua yang sukun dirubah menjadi alif, menjadi آمَنَ
Sedangkan, Jika hamzah pertama adalah hamzah washol dan ada huruf berharkat sebelumnya, hamzah kedua yang dirubah menjadi huruf alif, ya atau wawu, dikembalikan lagi menjadi hamzah sebagaimana asalnya. Contoh: اُوْمُرْ (fiil amar dari يَأْمُرُ) asalnya اُؤْمُرْ lalu hamzah kedua dirubah menjadi wawu, menjadi اُوْمُرْ. Lalu dirubah lagi menjadi hamzah ketika sebelum hamzah pertama (hamzah washol) ada huruf berharkat. Menjadi: وَأْمُرْ. Dalam ayat al-qur'an:
وَ أْمُرْ أّهْلَكَ بِالصَّلاَةِ
"Dan perintahlah keluargamu untuk sholat"
Intinya Baik dalam tsulasi mujarrod ataupun mazidshohih semua atau yang terdapat mu'tall, ketika ada dua hamzah, yang pertama berharkat dan yang kedua sukun, hamzah kedua wajib dijadikan huruf yang sesuai dengan harkat pada hamzah sebelumnya 
b. Orang-orang Arab, selalu membuang kedua hamzah pada fi'il amar kata: خُذْ، كُلْ dan مُرْ.  Asalnya: اُوْخُذْ، اُوْكُلْ dan اُوْمُرْ. Seperti ucapan Rosul SAW:
مُرُوْا اَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ لِسَبْعٍ
"Perintahlah anak kalian untuk sholat karena telah berusia tujuh tahun"
Atau dalam surat al-Baqoroh:
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلهِ إِنْ كُنْتُمْ إيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
"Wahai orang-orang beriman, makanlah yang baik dari apa yang telah aku berikan pada kalian dan bersyukrlah pada Allah jika memang kalian hanya menyembah pada-Nya"
Jadi cara mentashrifnya adalah seperti ini:
أَمَرَ يَأْمُرُ أَمْرًا وَمَأْمَرًا فَهُوَ آمِرٌ وَذَاكَ مَأْمُوْرٌ مُرْ لَا تَأْمُرْ مَأْمَرٌ مَأْمَرٌ
Demikian pula kata أَخَذَ dan أَكَلَ
Pembahasan pertama dan kedua ini disebut mahmuz fa' (fi'il yang huruf fa' fi'ilnya hamzah). 
c. Untuk mahmuz 'ain (huruf 'ain fi'ilnya hamzah) dan mahmuz lam (huruf lam fi'ilnya hamzah), tidak ada perubahan dalam tashrifannya selain kata سَأَلَ يَسْأَلُ اِسْأَلْ. Fi'il ini, boleh dibaca سَالَ يَسَالُ dan fi'il amarnya سَلْ. Dalam al-Qur'an:
سَلْ بَنِيْ اِسْرَآئِيْلَ كَمْ آتَيْنَاهُمْ مِنْ آيَةٍ بَيِّنَةٍ... (البقرة: 211)
"Tanyalah Bani Israil, berapa banyak tanda yang nyata telah kami datangkan pada mereka.."

2. Bina mahmuz yang juga terdapat huruf 'illat

a. Mahmuz fa dengan bina ajwaf. Seperti: آبَ يَؤُوْبُ أَوْبًا. Mentashrifnya disamakan dengan قَالَ يَقُوْلُ. 
b. Mahmuz fa dengan bina naqish. Seperti: أَتَي يَأْتِي إِتْيَانًا. Mentashrifnya disamakan dengan رَمَى يَرْمِي رَمْيًا. Hanya saja, orang Arab membolehkan pembacaan اِيْتِ atau تِ pada fi'il amar dari kata يَأْتِي
c. Mahmuz fa dengan lafif maqrun. Seperti: أَوَى يَأْوِي أَيًّا. Disamakan dengan شَوَى يَشْوِي شَيًّا. Fi'il amar dan fi'il nahyi-nya: اِيْوِ لاَ تَأْوِ
Cara mentashrifnya adalah:
أَوَى يَأْوِي أَيًّا وَمَأْوًى فَهُوَ آوٍ وَذَاكَ مَأْوِيٌّ اِيْوِ لاَ تُؤْوِ مُؤْوًى مُؤْوًى

d. Mahmuz 'ain dengan bina naqish. Seperti: نَأَى يَنْأَى نَأْيًى dan رَأَى يَرْأَى رُؤْيَةً. Mentashrifnya sama seperti رَعَى يَرْعَى رَعْيًا. Perhatikan cara mentashrifnya:

نَأَى يَنْأَى نَأْيًى وَمَنْئًى فَهُوَ نَاءٍ وَذَاكَ مَنْئِيٌّ اِنْأُ لاَ تَنْأَ مَنْئًى مَنْئًى
Namun orang Arab terbiasa membuang hamzah untuk fi'il mudlore رَأَى. Menjadi: يَرَى. Fi'il amarnya pun boleh اِرْأَ atau رَ
e. Untuk mahmuz lam (huruf lam fi'ilnya hamzah) ditashrif seperti biasa sesuai pola (wazan). Seperti kata سَاءَ يَسَاءُ atau جَاءَ يَجِيْئُ. Hanya saja, khusus dalam isim fa'ilnya hamzah (lam fi'il) pindah posisi menjadi 'ain fi'il, lalu huruf 'illat dibuang (menurut al-khalil), maka hasilnya: جَاءٍ. Prosesnya: جَايِئٌ menjadi جَائِيٌ lalu huruf ya dirubah menjadi harkat sebelumnya sebagaimana dijelaskan dalam bina naqish. 
Demikian pula tatkala fi'il يَرَى jika dimasukkan pada wazan أَفْعَلَ, hamzahnya hilang:
أَرَى يُرِي إِرَاءَةً وَمُرًى فَهُوَ مُرٍ وَذَاكَ مُرًى أَرِ لاَ تُرِ مُرًى مُرًى
Asalnya:
أَرْأَى يُرْئِي إِرْآءً وَمُؤْرًى فَهُوَ مُؤْرٍ وَذَاكَ مُؤْرًى أَأْرِ لاَ تُؤْرِ مُؤْرًى مُؤْرًى
Nah, demikianlah penjelasan tentang fi'il bina mahmuz yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan menjadi sarana untuk kita semua dalam memahami teks-teks berbahasa Arab terutama al-Qur'an dan hadits Nabi SAW
Mohon maaf atas segala kekurangannya.
Terima kasih
Wassalamu'alaikum wr. wb.

3 komentar