Amil Jawazim | Contohnya Dalam Al-Qur'an | Nahwu Praktis

AMIL JAWAZIM DAN CONTOHNYA DALAM AL-QUR’AN

Assalamu’alaikum wr. Wb. 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، رسول الهدى والرحمد
Amil Jawazim,- Merupakan amil yang masuk pada fi’il mudhore dan memengaruhi i’rob fi’il mudhore itu sendiri. Amil jawazim merubah fi’il mudhore dari rofa menjadi jazm. Penggunaannya hampir sama dengan amil nawashib. Hanya saja haraf-harafnya yang sedikit berbeda. Amil jawazim ini ada yang termasuk macam-macam huruf syarat dan isim syarat, maka fi'il yang dimasukinya ada yang berupa fi'il syarat dan jawab syarat. Artikel ini membahas tentang amil jawazim dari kitab jurumiyah dan al-Fiyah juga beberapa contohnya dalam al-Qur’an. 
Untuk memudahkan, amil jawazim kita kelompokkan menjadi 2 bagian:

1. Amil jawazim yang men-jazm-kan satu fi’il.

Huruf-huruf amil jawazim yang menjazmkan satu fi’il adalah sebagai berikut. Perhatikan gambar!
Amil Yang Menjazmkan Satu Fi'il
a. لَـمْ (tidak)
Contohnya: 
لَـمْ يَتَكَاسَلْ زَيْدٌ عِنْدَ التعلُّمِ
“Zaed tidak malas ketika belajar”
Dalam al-Qur’an banyak sekali kita jumpai huruf لَـمْ ini. Antara lain:
كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةٍ (15)
Asal kata يَنْتَهِ bisa merujuk pada pembahasan bina naqish
الَّتِي لَـمْ يُـخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلَادِ (الفجر: 8)
إنَّ الَّذِيْنَ فَتَنُوْا الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَـمْ يَتُوْبُوْا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ... (البروج: 11)
فِيْهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْــهُنَّ إنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ (الرحمن: 56)
إنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَـمْ تُنْذِرْ هُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ (البقرة: 6)
... وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (مريم: 8)

لَـمْ adalah huruf yang khusus masuk pada fi’il mudhore; tidak untuk selainnya. Namun semua fi’il mudhore yang dimasuki لَـمْ maknanya menjadi past tense, yakni makna fi’il mudhore tersebut menjadi lampau. Padahal, tidak satupun fi’il mudhore yang menunjukkan pekerjaan yang telah dilakukan (madhi/past tense), karena fi’il mudhore itu bermakna haal / mustaqbal sebagaimana dijelaskan dalam macam-macam fi’il dan tashrif lughowinya.
b. لَـمَّا (belum)
Sama seperti لَـمْ, huruf لَمَّا juga hanya masuk pada fi’il mudhore dan merubah maknanya menjadi lampau / madhi. Bedanya dengan لَـمْ, huruf لَمَّا ini hanya masuk pada fi’il mudhore yang bermakna haal (present tense) tidak pada yang bermakna mustaqbal (future tense). Contoh:
لَمَّا يَرْجِعْ زَيْدٌ مِنَ الْمَدْرَسَةِ
“Zaed belum pulang dari sekolah”
Contoh lain dalam al-Qur’an:
كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ (عبس: 23)
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (الجمعة: 3)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ... (آل عمران: 142)
c. أَلَـمْ (bukankah)
Amil jawazim yang sebenarnya adalah لَـمْ, hanya ditambahkan hamzah istifham atau kata tanya yang artinya apakah. Contoh:
أَلَـمْ تَكُنْ طَالِبًا
“Bukankah kamu seorang pelajar?” 
Kata تَكُنْ wawunya dibuang. Lebih jelasnya silakan baca: bina ajwaf
Contoh lain:
أَلَـمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (الانشراح: 1)
أَلَـمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبِّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ (الفيل: 1)
Tentang asal kata تَرَ bisa dilihat dalam pembahasan bina mahmuz 
أَلَـمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَئَاوَى (الضحى: 6)
Tentang asal kata يَجِدْ silakan buka: bina mitsal
أَلَـمْ نُهْلِكِ الأَوَّلِيْنَ (المرسلات: 16)

Kata نُهْلِكِ adalah wazan tsulasi mazid, tanda i’robnya adalah sukun. Dikasrahkan karena ada alif lam setelahnya. Juga masuk kaidah:
إذَا حُرِكَ السُّكُوْنُ فَبِالْكَسْرَةِ
“Jika huruf sukun akan diberi harkat (karena suatu alasan), maka (diberi harkat) kasrah”
Terkadang huruf wawu dan fa masuk diantara hamzah dan amil jazmnya. Seperti:
...أَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ (يس: 62) 
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ... (النحل: 48)
Tanda i’rob kata تَكُوْنُوْا bisa dibuka: i’rob dan anda i’rob
d. أَلَمَّا (apakah belum/belumkah)
Huruf amil jazimnya adalah kata لَمَّا seperti pada poin ‘b’, hanya ditambahkan huruf hamzah istifham. Contoh:
أَلَمَّا أُحْسِنْ إلَيْكَ
“Belumkah aku berbuat baik padamu?”
Mohon maaf, contoh dalam al-Qur'an untuk huruf amil jazm ini belum saya temukan,,, hehe
e. lam (لِــ) hendaklah/harus. Berfungsi menyuruh (لِلْأَمْرِ) atau berdo'a
Disebut juga lam amar seperti dijelaskan pada: 4 cara mudah membentuk fi’il amar. Fungsi lam ini juga bisa untuk do’a. Karena do’a pun hakekatnya menyuruh, namun menyuruh pada yang lebih tinggi derajatnya
Contoh menyuruh pada sesama atau kepada bawahan:
لِــيَضْرِبْ زَيْدٌ عَمرًا
“hendaklah Zaed memukul Amar” 
Contoh dalam al-Qur’an:
لِـيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ (الطلاق: 7)
“hendaklah orang kaya menginfakkan sebagian kekayaannya"
Contoh Do'a:
لِـيُوَفِّقِ اللهُ عَلَيْنَا
"Semoga Allah memberi taufiq pada kita"
Jika ada haraf sebelum amil jazm lam amar, maka lam itu dibaca sukun. Contoh:
فـلْـيَضْحَكُوا۟ قَلِيلًا وَلْـيَبْكُوا۟ كَثِيرًا جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ (التوبة: 82)
وَعَلَى اللهِ فَـلـيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ (آل عمران: 122)
ثُمَّ لْـيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْـيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْـيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ (الحج: 29)
...أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَـلْـيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْـيُؤْمِنُوا بِي... (البقرة: 186)
وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَـلْـتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْـيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ... (النساء: 102)
f. لاَ (jangan). Fungsinya melarang (لِلنَّهْيِ) atau berdo'a
Disebut لاَ النَّاهِيَةُ atau laa nahyi. Fi’il yang dimasuki لاَ ini pun disebut fiil nahyi seperti dijelaskan dalam shigat fi’il. Demikian pula, لاَ ini pun bisa dijadikan sebagai bentuk do’a sama dengan kaidah yang disebutkan dalam bagian ‘e’ (lam amar). contoh:
لاَ تَـخَفْ وَلاَ تَـحْزَنْ إنَّ اللهَ مَعَنَا
“Jangan takut dan jangan sedih, sungguh Allah bersama kita” 
Contoh dalam al-Qur'an:
وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ (التوبة: 84)
لَا تَجْأَرُوا الْيَوْمَ إِنَّكُمْ مِنَّا لَا تُنْصَرُونَ (المؤمنون: 65)
Contoh dalam al-Qur'an yang berupa do'a:
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا... (آل عمران: 8)
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا (نوح: 26)
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْـنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ... (البقرة: 286)
g. إذًا (jika demikian) 
Huruf amil jazim ini hanya terdapat dalam sya'ir. Contoh:
اِسْتَغْنِ مَا أَغْنَاكَ رَبُّكَ بِالْغِنَى # وَإِذًا تُصِبْـكَ خَصَاصَةٌ فَتَحَمَّلَ
"Ambillah apa yang telah Allah berikan padamu dengan perasaan cukup. jika demikian, maka apa yang menjadi kebutuhanmu akan menghampirimu. Maka bersabarlah!"
Amil Jawazim Menjazmkan dua fiil

2. Amil jawazim yang men-jazm-kan dua fi'il

Amil Jawazim ini ada yang berupa haraf syarat dan berupa isim syarat.
-Setiap kali ada syarat, dapat dipastikan ada jawab
-Jika fi'il yang digunakan sebagai syarat dan jawab adalah fi'il mudhore, maka keduanya wajib dijazmkan. Sedangkan jika fi'il madhi, maka hanya menjazmkan mahal i'robnya saja
Berikut pembahasannya:
a. إِنْ (jika) merupakan haraf syarat
Sebenarnya huruf ini bisa masuk pada isim dan fi'il madhi. Namun tidak merubah i'robnya sama sekali. Sedangkan jika masuk pada fi'il mudhari dan menjadi syarat, maka fi'il tersebut wajib dijazmkan begitupun fi'il jawabnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
إنْ تَضْرِبْ زَيْدًا يَضْرِبْـكَ أَبُوْهُ
"Jika kau pukul Zaed, maka bapanya akan memukulmu"
Keterangan:
Warna merah= huruf jazm
Warna biru= fi'il syarat
Warna ungu= fi'il jawab
Contoh lain dalam al-Qur'an:
إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ... (الأعراف: 176)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا... (الأنفال: 29)
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْـكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (فاطر: 16)
...وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْـكُمْ بِهِ اللَّهُ... (البقرة: 284)

- Jika kata إنْ bukan merupakan syarat, maka tidak menjazmkan fi'il. Contoh:
إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطَانًا مَرِيدًا (النساء: 117)
- Demikian pula jika dalam fi'il jawab terdapat fa atau wawu jawab, maka fi'il jawab itu tidaklah jazm, melainkan nashab. Lihat kembali tentang amil nawashib
- Jawab syarat itu bisa dengan tiga: fi'il (baik fi'il madhi atau mudhore), fa jawab dan إذَا
b. مَا (apapun) merupakan isim syarat
Sebenarnya مَا  ini banyak macamnya; ada yang berupa isim maushul, ma mashdariyah, ma nafyi dan lain sebagainya. Namun dalam artikel ini hanya membahas مَا yang menjadi isim syarat saja. Artinya kata yang berada setelah مَا memiliki makna syarat yang menuntut adanya jawab. Mari kita perhatikan contohnya:
مَا تَشْرَبْ أَشْرَبْ
"Apapun yang kau minum, aku pun minum"
Contoh dalam al-Qur'an:
وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْــهُ اللهُ (البقرة: 197)
وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (البقرة: 215)

c. مَنْ (siapapun) merupakan isim syarat
Sama halnya dengan مَا, amil مَنْ juga banyak macamnya. Kita langsung saja lihat contoh مَنْ yang menjadi syarat:
مَنْ يَقُمْ أَقُمْ مَعَهُ
"Siapapun yang berdir, maka aku berdiri bersamanya"
Contoh dalam al-Qur'an:
مَنْ يَعْمَل سُوْءً يُجْزَ بِهِ (النساء: 123)
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (الفرقان: 68)
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (الزلزلة: 7)
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا (النساء: 110)
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (التحريم: 2)
Banyak pula contoh yang jawabnya dipisah dengan fa:
فَـمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ... (الأنبياء: 94)
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (التغابن: 16)
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا... (النساء: 30)
d. مَهْمَا (setiap kalimerupakan isim syarat
Contoh:
مَهْمَا تَقْرَأُ الْقُرْآنَ أَقْرَأْ مَعَكَ
"Setiap kali kamu membaca al-Qur'an, aku baca juga bersamamu"
 وَقَالُوا مَهْمَا تَأْتِـنَا بِهِ مِنْ آيَةٍ لِتَسْحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (الأعراف: 132)
e. إذْمَا (ketika/kapanpun) merupakan huruf syarat 
Dari poin berikut, sangat jarang ditemukan dalam al-Qur'an
Contoh:
إذْمَا تُصَلِّ أُصَلِّ
"Ketika/kapanpun kamu sholat, akupun sholat"
f. أَيٌّ (yang manapun) merupakan isim syarat
Biasa ditambah مَا setelahnya. Contoh:
أَيًّا تَأْكُلْ آكُلْ
"Apapun yang kau makan, aku makan"
أَيًّا مَا تَدْعُوْا فَلَهُ الأَسْمَآءُ الْحُسْنَى (الإسراء: 110)
g. مَتَى (kapanpun) merupakan isim syarat
Contoh:
مَتَى تَنْصُرْ زَيْدًا أَنْصُرْكَ
"Kapanpun kau tolong Zaed, aku akan menolongmu)
h. أَيَّانَ (kapanpun) merupakan isim syarat
Biasa ditambah مَا setelahnya. Contoh:
أَيَّانَ مَا تَعْدِلْ يَرْحَمْـكَ اللهُ
"Kapanpun kau berbuat adil, Allah akan merahmatimu"
i. أَيْنَ (dimanapun) merupakan isim syarat
Biasa ditambah مَا setelahnya. Contoh:
أَيْنَمَا تَتَعَلَّمْ أَشْرِكْ مَعَكَ
"Di manapun kamu belajar, aku ikut bersamamu"
Dalam al-Qur'an:
أَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْـكُمُ الْمَوْتُ (النساء: 78)
أَيْنَمَا يُوَجِّهْــهُ لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ.. (النحل: 76)
j. أَنَّى (dimanapun) merupakan isim syarat
Contoh: 
أَنَّى تَلْقِ أَحْمَدَ تَفْرَحْ
"Dimanapun kau bertemu Ahmad, kamu akan bahagia"
أَنَّى dalam al-Qur'an kebanyakan bukan isim syarat, tapi istifham ta'ajjub
k. حَيْثُمَا (kapanpun) merupakan isim syarat
Contoh:
حَيْثُمَا تَسْتَقِمْ يُقَدِّرْ لَكَ اللهُ نَجَاحًا
"Kapanpun kau istiqomah, Allah akan memberikanmu kesuksesan"
l. كَيْفَمَا (bagaimanapun) termasuk isim syarat
Contoh:
كَيْفَمَا تَجْلِسْ أَجْلِسْ
"Bagaimanapun kamu duduk, akupun duduk"
Demikianlah pembahasan tentang amil jawazim atau huruf jazm dan contoh-contohnya dalam al-Qur'an
Semoga menambah wawasan kita semua. Mohon maaf atas segala kekurangan
Terima kasih
Wassalamu'alaikum wr. wb.

17 komentar

Assalamu'alaikum
Untuk membedakan IN syarat dan bukan IN syarat bagaimana?

Wa'alaikumussalam wr
إنْ sekurang kurangnya ada 3:
1. Syartiyah, Seperti dalam pembahasan ini
2. Nafiyah, cirinya setelahnya ada إلَّا. Seperti: إنْ أَنْتُمْ إلَّا نَذِيْرٌ
3. Mukhoffafah dari إنَّ. Cirinya ada lam ibtida setelahnya, seperti: وَإنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَـــمِنَ الظَّالِمِيْنَ
Semoga ini membantu,

Salam Miens.
Mau tanya, kalau contoh dalam qur'an yang berupa jawab syarat dari fi'il madhi surat & ayat berapa?

Wa'alaikumussalam
Mungkin dalam surat al-Baqarah ayat 220 bisa jadi contoh

terimakasih artikelnya sangat membantu, semoga terus memberi pencerahan ya...

Dengan senang hati. Silakan...

mas kalimat dalam Albaqarah,, 143.. Man Yattabi'urrasuula... kenapa kata tabi'u nya di dhomah tidak di sukun,,

Di dalam ayat tsb, man bukan sebagai amil jawazim. Tapi sebagai maushul, dan yattabi'u sebagai shilah maushulnya

Alhamdulillah tulisannya sangat bermanfaat, izin kopi buat mengajar ya

assalamu'alaikum izin save ya pak ustadz

cuma saya agak bingung makna isim dan huruf syaratnya beda², kadang انّى diberi makna "dari mana saja ,kapan saja,dimana saja " mohon penjelasannya ustadz🙏

Oh itu tergantung konteks kalimatnya kang, artinya bisa disesuaikan dengan tuntutan kalimat

Assalamualaikum, izin bertanya ini maroji' nya kitab apa ya ? 🙏

Terimakasih ustad, penjelasannya sangat membantu

lafadz يَلْقِ disitu kenapa kasroh ustadz ?