NAIBUL FA'IL & CONTOHNYA
Assalamu’alaikum wr. wb.
Nahwu,- Puji syukur hanya untuk Allah SWT atas segala limpahan anugerah dan karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga selamanya tercurah kepada baginda Nabi SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Semoga kita berada dalam barisan ummatnya yang taat terhadap ajaran yang dibawanya
Nahwu,- Puji syukur hanya untuk Allah SWT atas segala limpahan anugerah dan karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga selamanya tercurah kepada baginda Nabi SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Semoga kita berada dalam barisan ummatnya yang taat terhadap ajaran yang dibawanya
Masih ingatkah pembahasan fa'il dan maf'ul bih?. Kedua pembahasan itu adalah hal yang penting agar bisa mudah memahami naibul fa'il ini. Macam-macam naibul fa'il pun sebenarnya sama persis seperti fa'il. Jika ingin tahu cara termudah menguasai naibul fa'il, dalam artikel ini saya acan coba paparkan penjelasan naibul fa'il beserta contohnya dalam al-Quran
Naibul Fa’il,- Artinya: pengganti fa’il adalah sebutan lain untuk al-Maf’ul alladzi lam yusamma faa’iluhu. Juga, termasuk bagian dari isim-isim yang dirofakan. Definisinya sebagaimana Imam Ajjurum menyebutkan:
الإِسْمُ الْمَرْفُوْعُ الَّذِي لَـمْ يُذْكَرْ مَعَهُ فَاعِلُهُ
“Isim yang dirofa’kan yang tidak disertakan fa’il bersamanya”
Sebelum lebih lanjut, sebagai perbandingan, dalam Bahasa Indonesia kita mengenal kalimat aktif dan kalimat pasif, dalam Bahasa Inggris disebut active and passive voice.
Contoh kalimat aktif: Allah mengutus Muhammad
Contoh kalimat pasif: Muhammad diutus
Menurut saya, ungkapan aktif/pasif itu sendiri sebenarnya dilihat dari awalan fi’il itu sendiri. Apakah memakai ‘me-’ atau memakai awalan ‘di’. Oleh karenanya, dalam ilmu shorof pun kita mengenal ada al-fi’lu al-mabniyyu lil ma’lum / lil faa’il dan al-fi’lu al-mabniyyu lil majhuul / lil maf’ull
Untuk menyusun kalimat menggunakan kalimat aktif, sudah dibahas dalam tulisan tentang fa’il dan maf’ul bih. Bahkan pengetahuan tentang fa’il dan maf’ul bih ini perlu dikuasai sebelum merubahnya menjadi kalimat pasif.
Jika sahabat sudah faham tentang fa’il dan maf’ul bih, dalam postingan kali ini, kita akan membahas tentang kalimat pasif ini atau dalam Bahasa Arab disebut: الْمَفْعُوْلُ الَّذِيْ لَـمْ يُسَمَّ فَاعِلُهُ / نَائِبُ الْفَاعِلِ.
Berikut ini adalah cara mudah untuk merubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Arab:
a. Tentukan fa’il dan maf’ul bih terlebih dahulu. Ingat, fa’il i’robnya rofa, sedangkan maf’ul bih i’robnya nashab
b. Setelah ditentukan, buanglah fa’ilnya dan rubah i’rob maf’ul bih yang nashab menjadi rofa’ (tentunya tanda i’rob yang harus dirubah itu)
c. Selanjutnya, rubah bentuk fi’il menjadi al-fi’lu al-mabniyyu lil maf’ul (fi’il yang diperuntukkan bagi maf’ul bih pengganti fa’il). Aturannya:
- Jika fi’il madli:
ضُمَّ أَوَّلُهُ وَكُسِرَ مَا قَبْلَ آخِرِهِ
“Huruf awalnya didlommahkan, huruf sebelum akhirnya dikasrahkan”
Misalnya dari نَصَرَ (telah menolong) menjadi نُصِرَ (telah ditolong)
- Jika fi’il mudlore, aturannya:
ضُمَّ أَوَّلُهُ وَفُتِحَ مَا قَبْلَ آخِرِهِ
“Huruf awalnya didlommahkan, huruf sebelum akhirnya difathahkan”
Seperti يَنْصُرُ (sedang/akan menolong) menjadi يُنْصَرُ (sedang/akan ditolong)
d. Karena naib fail ini adalah pengganti fa’il, maka perlakukanlah seperti fa’il. Artinya jika naib fail mudzakkar, maka fi’il pun harus mudzakkar, demikian juga jika naib fail muannats, fiil pun harus muannats, termasuk: bentuk jama’ dari yang tidak berakal dianggap satu muannats
Dari contoh penerapan tersebut, jenis naibul fa’il pun ada yang berupa isim dhohir dan ada naibul fa’il yang berupa isim dlomir. Karena naibul fa’il ini beri’rob rofa, maka dlomir yang tadinya nashab ketika diubah menjadi rofa’, otomatis menjadi dlomir rofa muttashil yang bersambung langsung dengan fi’ilnya. Hanya saja harkat fi’ilnya yang berubah/ menjadi fi’il yang diperuntukkan bagi maf’ul bih pengganti fa’il (الْفِعْلُ الْـمَبْنِيُّ لِلْمَفْعُوْلِ).
Untuk latihan, rubahlah kalimat aktif (susunan; fi’il + fa’il + maf’ul bih) berikut menjadi kalimat pasif (fi’il + naibul fa’il):
Berikut saya sertakan contoh-contoh naibul fa’il dari al-Qur’an beserta ayat dan suratnya:
- Naibul fa'il berupa isim dhohir
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَمَا ثُقِفُوْا... (آل عمران: 112)
إذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (الزلزلة: 1)
يَآأَيُهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ.. (البقرة: 183)
وَفُتِحَتِ السَّمَآءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا (النبأ: 19)
وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (النبأ:20)
قُتِلَ الإنْسَانُ مَآأَكْفَرَهُ (عبس: 17)
وَإذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنُ لاَ يَسْجُدُوْنَ (الإنشقاق: 21)
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ (القيامة: 8)
- Naibul fa'il berupa isim dlomir
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (التكوير:1)
وَإذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْ (الإنفطار: 4)
فَأمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ (الإنشقاق: 7)
خُلِقُ مِنْ مَآءٍ دَافِقٍ (الطارق: 6)
أَفَلاَ يَنْظُرُوْنَ إلَى الإبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (الغاشية: 17)
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُوْنَ لاَ تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ (الحآقة:18)
يُبَصَّرُوْنَـهُمْ، يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِن عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيْهِ (الْمَعَارج:11)
فَقَالَ إنْ هذَا إلاَّ سِحْرٌ يُؤْثَرُ (المدثر: 24)
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُوْنَ لاَ تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ (الحآقة:18)
يُبَصَّرُوْنَـهُمْ، يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِن عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيْهِ (الْمَعَارج:11)
فَقَالَ إنْ هذَا إلاَّ سِحْرٌ يُؤْثَرُ (المدثر: 24)
- Ada juga contoh naibul fa'il yang hanya menempati mahall i'rob rofa. Seperti:
قُلْ أُوْحِيَ إلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ.... (الجنّ:1)
فَإذَا نُقِرَ فِي النَّاقُوْرِ (المدّثّر: 8)
فَإذَا نُقِرَ فِي النَّاقُوْرِ (المدّثّر: 8)
Masih banyak lagi contohnya dari al-Qur'an.
Oh iya, ada sedikit tambahan, ketika fi'il yang berwazan اِنْفَعَلَ، اِسْتَفْعَلَ، تَفَعَّلَ dan تَفَاعَلَ dirubah menjadi mabniy lil maf'ul maka hamzah washol dan ta yang diawal berharkat dlommah. Perubahannya menjadi: اُنْفُعِلَ، اُفْتُعِلَ، تُفُعِّلَ dan تُفُوْعِلَ
Naibul fa'il itu perlakuannya sama seperti fa'il dalam hal apapun selain bentuk fi'ilnya saja yang berbeda. Karena memang, berubah dari asalnya kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
Demikianlah pembahasan tentang naibul fa’il dan contohnya dalam al-Qur'an. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan mengenai Bahasa Arab. Apabila menemukan kesalahan, mohon untuk mengoreksinya
Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr. wb.
4 komentar
Terima kasih ilmunya kang, sangat membantu sekali dalam proses belajar saya
Iya, sama-sama
Semoga bermanfaat
terimakasih ilmunya...
Syukron kak sangat mudah di fahami...