Huruf Shilah

Huruf-Huruf Shilah Dalam Ilmu Nahwu dan Contohnya

Assalamu'alaikum wr
Apa yang Anda ketahui tentang shilah?
Shilah thowilah dan Qoshiroh?
Itu sih dalam ilmu tajwid, ada mad shilah thowilah dan mad shilah qoshiroh. Sedangkan dalam postingan nahwu shorof praktis ini bukan membahas shilah dalam ilmu tajwid, melainkan shilah dalam ilmu nahwu. 
Waw, apa itu?
Jawaban berikut dapat anda cek dalam kitab jaami'ud duruus al-'arobiyah....
Macam-macam Huruf Shilah

Imam al-Ghulaayainiy menyebutkan:
الْمُرَادُ بِحَرْفِ الصِّلَةِ هُوَ: حَرْفُ الْمَعْنَى الَّذِيْ يُزَادُ لِلتَّأْكِيْدِ
"Yang dimaksud huruf shilah adalah huruf yang memiliki arti yang dijadikan tambahan yang berfungsi memperkuat (ta'kid)"
So, pengertian huruf shilah dalam ilmu nahwu adalah sebuah kata yang dijadikan tambahan yang berfungsi memperkuat.
Lalu, apa saja huruf-huruf shilah itu?

Macam-macam Huruf Shilah

Ada lima huruf yang dijadikan sebagai huruf shilah, yaitu:
إنْ
أَنْ
مَا
مِنْ
البَاءُ atau ب
Contoh penggunaannya:
مَا إنْ فَعَلْتُ مَا تَكْرَهُ
"Aku (benar-benar) tidak melakukan apa yang kau benci"
مَا yang pertama adalah huruf nafyi yang diperkuat dengan إنْ zaidah setelahnya. Sedangkan مَا yang kedua itu adalah isim maushul
لَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيْرُ
"Pemberi kabar gembira (benar-benar) belum datang"
أنْ di sini tidak memiliki arti karena zaidah, namun berfungsi taukid bahwa pemberi kabar gembira itu benar-benar belum datang
أَكْرَمْتُكَ مِنْ غَيْرِ مَا مَعْرِفَةٍ
"Aku memuliakanmu tanpa tahu (sama sekali)"
مَا جَائَنَا مِنْ أَحَدٍ
"Tak seorang (pun) yang datang pada kami"
مَا أَنَابِــمُهْمَلٍ
"Aku bukanlah seorang yang diacuhkan"
Huruf shilah ini sebenarnya jika diartikan secara lafad tidak memiliki arti apapun. Maka, fungsi taukid ini sebenarnya bisa dilihat dari tinjauan lain yaitu: ilmu balaghah

Aturan Penggunaan Huruf Shilah مِنْ dan ب

1. Penggunaan مِنْ hanya pada nafyi dan istifham yang bermakna nafyi. 

Contoh dalam kalimat nafyi (negatif) seperti firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 19:
مَا جَآءَنَا مِنْ بَشِيْرٍ وَلاَ نَذِيْرٍ
"Tidak ada (satupun) pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan yang telah datang pada kami"
Contoh dalam kalimat yang berisi istifham bermakna nafyi. Surat Fatir ayat 3 dan surat Qaaf ayat 30:
هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللهِ
"Adakah (satuu saja) pencipta selain Allah?"
هَلْ مِنْ مَزِيْدٍ
"Adakah (satuuu saja) tambahan?"

2. Penggunaan الْبَاءُ atau ب untuk 2 jenis kalimat:

a. Kalimat nafyi sebagai penguat kenafyi-annya
Contoh dalam surat at-Tin ayat 8:
أَلَيْسَ اللهُ بِــأَحْكَمِ الْحَاكِمِيْنَ
"Bukankah Allah (benar-benar) hakim yang paling adil?"
b. Kalimat ijab (positif) sebagai penguat ke-positif-annya
Contoh:
بِــحَسْبِكَ الإِعْتِمَادُ عَلَى النَّفْسِ
"(Benar-benar) Cukuplah kamu mengandalkan dirimu sendiri"
Contoh dalam surat ar-Ro'du ayat 43:
كَفَى بِــاللهِ شَهِيْدًا
"Cukuplah Allah (benar-benar) sebagai saksi"
Demikianlah pembahasan tentang huruf shillah dalam ilmu nahwu. Semoga bermanfaat. Terima kasih dan mohon maaf.
Wassalamu'alaikum wr.

2 komentar

Aturan penggunaan shilah إن dan أن bagaimana ustadz?